Siswa SLBN Citeureup Mandiri dengan Inovasi

Bandung, Beritalugas Keterbatasan yang menjadi batasan bagi siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Citeureup. Sekolah yang terletak di Jalan Sukarasa, Kota Cimahi ini, memiliki 9 bidang yang dikembangkan. Yaitu, otomotif, massage, digital printing, kerajinan tangan , kriya kayu, tata rias kecantikan, tata busana, tata boga, dan musik. 
Selain memiliki 9 bidang, sekolah ini juga memiliki percetakan braile sendiri. Kepala SLBN Citeureup, Sudarman mengungkapkan, dengan 9 bidang yang dikembangkan, sudah ada beberapa alumni yang mandiri pada bidang yang diminatinya. "Contohnya, ada yang sudah berani berwirausaha dengan berjualan bakso dan telur asin. Tapi punya keterbatasan, tapi mereka tetap semangat berwirausaha," ungkapnya, Kamis (5/3/2020). 
Yang lebih menarik, sekolah ini sudah siap beragam inovasi untuk dikembangkan keaktifan. "Misalnya, siswa tunagrahita dan tunarungu akan bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Cimahi dan SMKN 3 Cimahi pada bidang tata boga serta tata busana," tutur Sudarman. 
Hasil kolaborasi tersebut, sambungnya, akan dijual secara online. Hal ini pun disambut baik oleh Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO).
Sudarman menjelaskan, dengan program vokasi ini, pihak industri juga mau menerima atau merekrut siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Dipertimbangkan sebagai penyandang disabilitas adalah setiap orang yang membatasi keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan / atau sensorik dalam jangka waktu lama yang terkait dengan tantangan dapat diselesaikan dan sulit untuk digunakan secara penuh dan efektif dengan negara yang terkait dengan pertukaran hak. 
Selain itu, lanjut Sudarman, SLBN Citeureup akan menjalankan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Dirgantara Indonesia agar para alumni dapat bekerja sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. "Mudah-senang saja semua pihak menyediakan ruang untuk alumni SLB yang memiliki kompetensi," harapnya.
Maryani, siswa kelas XI jurusan tata rias kecantikan menyambut baik program vokasi ini. "Saya senang belajar sesuai minat dan bakat saya, tersedia di bidang kecantikan," ungkap siswa tuna rungu ini. Maryani juga memiliki impian ingin bekerja atau memiliki salon dan bisa mendandani artis idolanya, Tasya. 
Pembimbing tunarungu, Mia Jamilah disambut kagum dengan antusiasme serta semangat belajar siswa tunarungu dan tunagrahita. "Saya harap, ke depan mereka bisa mandiri sesuai bakat dan minat yang dimilikinya," harapnya. *

Posting Komentar

0 Komentar