Peringatan Hari Santri 2020 Angkat Isu Kesehatan


Bandung, BeritaLugas - 
 Peringatan Hari Santri Tahun 2020 mengusung tema "Santri Sehat Indonesia Kuat". Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi mengungkapkan, diangkatnya isu kesehatan mengingat terjadinya pandemi Covid-19 secara global. 

"Tema ini adalah jawaban dari komitmen kita bersama dalam mendorong kemandirian dan kekhasan pesantren. Saya yakin, jika santri dan keluarga pesantren sehat (bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik), insya Allah negara kita juga akan sehat dan kuat," tuturnya, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam Upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Gedung Sate, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Menag menjelaskan, modal utama mengentaskan Covid-19 adalah mengutamakan kedisiplinan yang selama ini telah disosialisasikan serta keteladanan dan sikap kehati-hatian kiai dan pimpinan pesantren untuk mengutamakan keselamatan santri dibandingkan hal lainnya. 

"Kita semua berikhtiar agar pandemi segera berlalu. Semoga keluarga besar pesantren, masyarakat Indonesia, dan warga dunia bisa melewati pandemi ini dengan baik," harapnya. 

Selain Hari Santri Nasional telah ditetapkan tahun 2015, kata Menag, santri dan pesantren juga telah memiliki Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Undang-undang ini memberikan afirmasi, rekognisi, dan fasilitasi terhadap pesantren dalam melaksanakan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat.

Dipilihnya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada tercetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.

Hal senada diungkapkan Wali Asuh Asrama Putra Darul Hikam Bandung, Ardi Rakasiwi. Menurutnya, kemerdakaan Indonesia tak bisa dipisahkan dari perjuangan para santri. Uniknya, istilah santri hanya ditemukan di Indonesia. "Ketika membahas santri, pasti membahas Indonesia. Karena, di luar Indonesia, orang yang belajar agama Islam tidak disebut santri," tuturnya. 

Ardi menilai, pondok pesantren juga berperan dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebab, banyak jebolan pesantren yang kini menjadi orang berpengaruh dan menjalani berbagai profesi. "Jadi, dengan beragam profesi, diharapkan mereka tetap memabawa nilai-nilai kesantriannya," ungkapnya. 

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini berpesan kepada para santri agar menerapkan akhlakul karimah dengan tetap mengikuti perkembangan zaman. "Kita boleh mengikuti perkembangan zaman, tapi jangan sampai zaman membawa kita terlalu jauh," imbaunya. 

Ardi pun menjelaskan, asrama Daarul Hikam telah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Selain mengubah teknis pembelajaran menjadi daring, lingkungan di asrama pun disemprot disinfektan secara berkala. Protokol kesehatan lainnya pun diterapkan secara maksimal, mulai dari pengecekan suhu, mewajibkan penggunaan masker, adanya fasilitas mencuci tangan serta pembatasan sosial di lingkungan asrama dengan diberlakukannya jadwal piket.***

Posting Komentar

0 Komentar