SMAN 2 Lembang, "Sekolah Rasa Pesantren"

Bandung, Beritalugas Visi membangun "Sekolah Religius, Unggul, dan Kompetitif di Era Global" tampaknya bukan hanya sebagai jargon bagi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Lembang. Sekolah ini benar-benar merealisasikan berbagai program yang telah dicanangkan dan berjalan dengan sangat optimal.
Untuk mewujudkan aspek pertama, sekolah yang beralamat di Jalan Raya Lembang KM 11.4 Kabupaten Bandung Barat tersebut menggagas beberapa program. Di antaranya, pembiasaan salat Duha berjamaah, membuat jurnal ibadah, menghidupkan kebiasaan puasa sunah Senin-Kamis, zikir bersama setiap Jumat pagi, membaca selawat saat guru masuk dan ke luar kelas, berinfak serta membudayakan menghafal Alquran.
Untuk program terakhir, sekolah memberi Beasiswa Umrah bagi para siswa penghafal Alquran terbaik. Tahun ini, tiga siswa akan diberangkatkan ke Tanah suci pada 17 Maret 2020. Mereka adalah Anne Rahmawati, Fayza Alifya Musthafa, dan Aditya Nurachman Santoso. 
Maka, tak heran dengan seluruh program tersebut, SMAN 2 Lembang dijuluki "sekolah rasa pesantren" oleh tim asesor pengakreditasi sekolah. 
Kepala SMAN 2 Lembang, Mohammad Samsul Arifin menegaskan, membangun karakter religius siswa sangatlah penting. Terlebih, di era keterbukaan informasi saat ini. "Hampir tidak ada anak yang tidak punya gadget. Saat ke luar sekolah misalnya, kita enggak bisa mengawasi apakah mereka membuka konten negatif. Orang tua pun enggak mungkin setiap jam mengawasi. Hanya satu yang bisa mengawasinya, yakni keimanan," paparnya.
Jika siswa telah memiliki keimanan, Samsul meyakini, siswa tak akan terpapar dampak negatif penggunaan gadget.  
Sedangkan pada aspek lainnya, lanjut Samsul, sekolah yang mulai dirintis pada 2015 ini menerapkan program Focus Group Discussion (FGD) bagi para siswa dalam peminatan ke pendidikan tinggi. "Kita kumpulkan anak-anak, mulai dari kelas X dengan minat ke universitas masing-masing agar bisa sharing seputar seleksi di sana seperti apa dan hal lainnya," tuturnya.
Selain itu, pihak sekolah pun membiasakan percakapan menggunakan bahasa Inggris bagi siswa setiap pulang sekolah. "Ini menjadi fokus kita juga. Jangan sampai anak lulus SMA enggak bisa bahasa Inggris. Ini salah satu terobosan," ungakpnya.
Meski masih memiliki hambatan pada aspek fasilitas sekolah, Samsul menyatakan, hal tersebut sama sekali tak membatasi pihaknya untuk mencapai visi sekolah yang diusung. "Mudah-mudahan, ketika kampus baru sudah rampung, pelaksanaan program akan lebih efektif dan mampu mewujudkan moto sekolah, yakni menyiapkan siswa yang future brighter (memiliki masa depan yang gemilang)," harapnya. 
Salah seorang siswa, Aditya Nurachman Santoso mengaku senang dengan seluruh program yang dicanangkan sekolah. "Sangat bagus karena membimbing semua orang menjadi lebih baik," ucap siswa kelas XI penerima Beasiswa Umrah itu.*

Posting Komentar

0 Komentar