Targetkan Bandung Ibukota Buku Dunia, Kapusarda Kota Bandung Perbanyak Ruang Baca

Bandung, BL - Kunci kemajuan adalah dengan membaca, demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Kapusarda) Kota Bandung Adin Mukhtarudin kepada awak media pada kegiatan Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (12/03/2016). Adin menghimbau agar seluruh elemen masyarakat harus meningkatkan minat baca.


Menurut penyataan yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hanya 0,001% orang Indonesia yang gemar membaca. Hal ini menjadi perhatian utama Kapusarda Kota Bandung untuk semakin menggencarkan program minat baca.


"Target tahun 2018, Bandung menjadi Ibu Kota Buku Dunia," terang Adin.


Adin mengaku bahwa pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menarik minat baca masyarakat. Ia bekerja sama dengan komunitas dan aparatur kewilayahan untuk membuka perpustakaan-perpustakaan kecil di kelurahan.


"Kita perbanyak pojok-pojok baca di berbagai daerah," ungkap Adin.


Tidak hanya di kelurahan, rak-rak baca juga ditaruh di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Bahkan setiap hari Minggu, Kapusarda rutin membuka booth di Car Free Day Dago.

"Tapi ya pengunjungnya masih bisa dihitung jari," tuturnya.


Ke depannya, Kapusarda Kota Bandung sedang menjajaki berbagai kerja sama agar penempatan ruang baca juga dapat dilakukan di bandara dan stasiun. Hal tersebut terinspirasi dari bandara-bandara internasional, khususnya di Abu Dhabi.
"Bukunya macam-macam, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang edisi internasional."


Tahun ini, Adin dan jajarannya fokus pada peningkatan budaya membaca dan literasi secara masif. Sebanyak 5000 judul buku ditambahkan, jumlahnya ada 25.000 eksemplar. Pada tahun 2015 saja jumlah buku di Kapusarda Kota Bandung sudah mencapai 74.306 eksemplar yang terdiri dari 29.000 judul.


Buku-buku tersebut nantinya akan ditempatkan di perpustakaan-perpustakaan mini di taman-taman Kota Bandung. Alun-alun Kota Bandung pun menjadi salah satu target utama distribusi buku-buku tersebut, terutama buku berbahasa Inggris.
"Karena dilihat alun-alun juga banyak wisatawan asingnya," tambahnya.


Dengan berbagai kampanye yang dilakukan, jumlah pengunjung di Perpustakaan Daerah Kota Bandung meningkat secara signifikan. Jumlah pengunjung di tahun 2012 hanya sebanyak 4.644 orang. Di tahun 2015, jumlahnya meningkat tajam menjadi 22.000 orang.
"Kita juga ada 5 unit mobil perpus keliling," tambahnya. 


Perpustakaan keliling tersebut sebagian diperbantukan ke wilayah-wilayah di kelurahan, baik sesuai dengan permintaan maupun sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Dengan berbagai upaya tersebut, Adin optimis bahwa pada tahun 2018 mimpi Kota Bandung sebagai Ibu Kota Buku Dunia dapat terwujud.

Posting Komentar

0 Komentar