Dedi Mulyadi Kembangkan Wisata Berbasis Pertanian

Purwakarta, BL - World Village Conference menjadi ajang bagi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk memperlihatkan metode pertanian yang sudah dikembangkan di Purwakarta sampai hari ini.


Ditemui disalah satu lokasi acara Konferensi skala internasional ini yakni Desa Cihanjawar Selasa (24/5) Dedi mengungkapkan sengaja memasukan metode pertanian menjadi agenda khusus bagi para peserta konferensi. Dedi menilai kesuburan tanah yang dimiliki oleh Purwakarta bagian selatan menjadi berkah tersendiri yang tidak boleh diabaikan.


Menurut Bupati yang sejak remaja sudah berkutat dengan lumpur sawah ini, perpaduan potensi alam berupa kesuburan tanah harus berbanding lurus dengan pemanfaatan teknologi pertanian organik dan pariwisata.


"Teknologi kan bukan melulu harus berbentuk mesin dan piranti digital. Kearifan orang tua terdahulu dengan tidak menggunakan bahan kimia dalam bertani adalah bentuk teknologi juga. Saya yakin ini akan berbanding lurus dengan aspek pariwisata. Contohnya hari ini presentasi pertanian organik saya diminati oleh peserta konferensi". Kata Dedi.


Dedi juga paham betul bahwa langkahnya ini bukan tanpa tantangan. Dirinya berujar tantangan terbesar justru muncul dari masyarakat petani sendiri. Masih banyak petani yang enggan mengintegrasikan sawahnya untuk pariwisata padahal jika petani mau bersikap terbuka dapat menjadikan nilai tambah bagi perekonomian petani sendiri.


"Tinggal petani mau atau tidak, problemnya kan disitu. Jika dari mulai proses tanam sampai panen petani mau membuka sawahnya untuk pengunjung silakan saja dihitung berapa nilai tambah yang bisa muncul". Ujar Dedi.


Dedi sempat menyinggung pangsa pasar untuk jenis wisata sawah organik. Menurut riset yang dia kembangkan bersama dengan Bidang Pariwisata, sudah banyak wisatawan yang tertarik untuk menikmati jenis wisata ini sehingga sangat rasional jika menjadi program unggulan wisata bukan hanya Purwakarta melainkan Jawa Barat secara umum.
"Ini tanah sunda selalu menarik untuk siapapun, terutama hamparan sawahnya. Saya sudah lakukan riset untuk itu". Kata Dedi.


Salah satu peserta delegasi World Village Conference asal Australia Karis Egree mengatakan dirinya baru pertama kali turun ke sawah beralaskan lumpur secara langsung. Mahasiswa asal Murdock University of Australia ini sangat antusias membajak sawah dengan menggunakan Kerbau.


"Di Negara saya tidak ada yang seperti ini, saya tadi berselancar diatas kubangan lumpur. Petani Indonesia ternyata berekreasi sambil bekerja," tukasnya.


Dalam kegiatan tersebut seluruh peserta World Village Conference memperoleh giliran untuk belajar menamam, menyiangi sampai menanen padi. Semua tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara yang ditutup dengan mandi di sungai Desa Cihanjawar itu.

Posting Komentar

0 Komentar