BANDUNG, - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meraih dua penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia Jawa Barat.
Kedua penghargaan tersebut yakni kategori Terbaik 1 Kabupaten/Kota Terbaik untuk Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) Dalam Pengendalian Inflasi (Pinunjul) dan Terbaik 2 Kategori Pemda Terbaik dalam Digitalisasi Ekonomi Daerah, Apresiasi Jawara Ekonomi Digital (Ajeg).
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto kepada Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Balai Kota Bandung, Selasa 24 Agustus 2021.
Sebelumnya penghargaan tersebut telah diumumkan secara virtual pada acara Rakorwil Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat yang dirangkaikan dengan Pemberian Apresiasi "Jawara Ekonomi Digital (Ajeg) Jawa Barat 2021" dan Apresiasi "Pinunjul" (Program INflasi UNggul JUara Lahir batin) Jawa Barat 2021", Selasa 27 Juli 2021 lalu.
Usai menerima penghargaa tersebut Oded ucapkan rasa syukur. Dengan diraihnya penghargaan itu sebagai dorongan agar lebih baik lagi dalam pengendalian inflasi dan digitaliasasi ekonomi.
"Caranya berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Kita juga terus berkordinasi dengan Pemprov untuk menghadirkan sinergisitas. Di bawah bimbingan BI ini kami selalu dipandu," tutur Oded.
Menurut Oded pengendalian inflasi tidak hanya fokus terhadap harga-harga, tetapi diarahkan juga agar daya beli masyarakat terjaga dan para produsen bisa bergerak.
"Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah pusat telah menyalurkan berbagai skema dan perlindungan sosial. Mulai dari PKH, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa hingga Bansos," tuturnya.
Dengan berbagai skema bantuan itu, Oded berharap mampu meningkatkan konsumsi rumah tanggga, menaikan kembali 'demand' dan akhirnya 'supply'.
"Kota Bandung telah memiliki tim TPID yang berfungsi untuk menjamin stabilitas harga barang terutama kebutuhan pokok sekaligus menjaga inflasi diangka proporsional," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto mengatakan, pada triwulan ll telah terjadi pertumbuhan ekonomi positif yang patut disyukuri. Agar triwulan lainnya tumbuh positf, perlu dijaga momentum perbaikan ekonomi.
Terdapat 8 rekomendasi kebijakan seperti, pertahankan 'dynamic balancing' khususnya dalam penanganan pandemi covid-19. Kedua yaitu penurunan mobilitas sebagai konsekuensi PPKM berdampak pada daya dorong konsumsi masyarakat dan dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi.
"Transmisi belanja masyarakat menengah atas tidak boleh terhambat juga pemenuhan kebutuhan lifestyle (cafe, wisata dan leisure) tidak boleh terhenti terlalu lama," katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, perlu menjaga momentum peningkatan ekspor dan memberikan pelonggaran pada sektor esensial. Khususnya industri yang berorientasi ekspor agar dapat mengoptimalkan kapasitas produksi melalui peningkatan persentase WFO.
"Mempersiapkan penguatan industri dan penghasilan pekerja jangka menengah panjang," bebernya.
Kedua penghargaan tersebut yakni kategori Terbaik 1 Kabupaten/Kota Terbaik untuk Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) Dalam Pengendalian Inflasi (Pinunjul) dan Terbaik 2 Kategori Pemda Terbaik dalam Digitalisasi Ekonomi Daerah, Apresiasi Jawara Ekonomi Digital (Ajeg).
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto kepada Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Balai Kota Bandung, Selasa 24 Agustus 2021.
Sebelumnya penghargaan tersebut telah diumumkan secara virtual pada acara Rakorwil Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat yang dirangkaikan dengan Pemberian Apresiasi "Jawara Ekonomi Digital (Ajeg) Jawa Barat 2021" dan Apresiasi "Pinunjul" (Program INflasi UNggul JUara Lahir batin) Jawa Barat 2021", Selasa 27 Juli 2021 lalu.
Usai menerima penghargaa tersebut Oded ucapkan rasa syukur. Dengan diraihnya penghargaan itu sebagai dorongan agar lebih baik lagi dalam pengendalian inflasi dan digitaliasasi ekonomi.
"Caranya berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Kita juga terus berkordinasi dengan Pemprov untuk menghadirkan sinergisitas. Di bawah bimbingan BI ini kami selalu dipandu," tutur Oded.
Menurut Oded pengendalian inflasi tidak hanya fokus terhadap harga-harga, tetapi diarahkan juga agar daya beli masyarakat terjaga dan para produsen bisa bergerak.
"Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah pusat telah menyalurkan berbagai skema dan perlindungan sosial. Mulai dari PKH, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa hingga Bansos," tuturnya.
Dengan berbagai skema bantuan itu, Oded berharap mampu meningkatkan konsumsi rumah tanggga, menaikan kembali 'demand' dan akhirnya 'supply'.
"Kota Bandung telah memiliki tim TPID yang berfungsi untuk menjamin stabilitas harga barang terutama kebutuhan pokok sekaligus menjaga inflasi diangka proporsional," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herwanto mengatakan, pada triwulan ll telah terjadi pertumbuhan ekonomi positif yang patut disyukuri. Agar triwulan lainnya tumbuh positf, perlu dijaga momentum perbaikan ekonomi.
Terdapat 8 rekomendasi kebijakan seperti, pertahankan 'dynamic balancing' khususnya dalam penanganan pandemi covid-19. Kedua yaitu penurunan mobilitas sebagai konsekuensi PPKM berdampak pada daya dorong konsumsi masyarakat dan dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi.
"Transmisi belanja masyarakat menengah atas tidak boleh terhambat juga pemenuhan kebutuhan lifestyle (cafe, wisata dan leisure) tidak boleh terhenti terlalu lama," katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, perlu menjaga momentum peningkatan ekspor dan memberikan pelonggaran pada sektor esensial. Khususnya industri yang berorientasi ekspor agar dapat mengoptimalkan kapasitas produksi melalui peningkatan persentase WFO.
"Mempersiapkan penguatan industri dan penghasilan pekerja jangka menengah panjang," bebernya.
0 Komentar