Wawalkot Bandung Ajak Pesepeda Disiplin Berlalulintas dan Jaga Keselamatan

BANDUNG - Tren bersepeda masih terus berlangsung di masa pandemi Covid-19. Hampr seluruh kalangan masyarakat menggandrunginya.

Terkait hal itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana kembali mengingatkan agar para goweser (sebutan untuk para penggemar sepeda) untuk memahami etika dan aturan bersepeda.

Yana menghimbau para goweser mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan.

"Pengguna ruang jalan dan lalu lintas tidak hanya kita para pesepeda, mari berbagi ruang bersama pengguna lain," ujarnya usai beraudensi dengan Forum Komunikasi Pesepeda se-Bandung Raya, di Balai Kota Bandung, Jumat 5 Januari 2021.

Salah satu taat aturan bersepeda yaitu ikut mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Di antaranya, ikut berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah, berhenti di stop line, dan tidak lupa memprioritaskan difabel serta pejalan kaki.

"Yang terpenting jangan melawan arus lalu lintas," imbuhnya.

Selain itu, bersepeda di masa pandemi Covid-19 juga harus mematuhi protokol kesehatan.

Yana meminta agar pesepeda untuk selalu menjaga jarak, memakai masker saat rehat (bersepeda), dan tidak memaksakan diri di luar kemampuan.

"Mari mengukur kemampuan fisik kita. Jangan korbankan diri kita dengan melakukan hal di luar batas kemampuan kita, hanya karena gengsi," ujarnya.

Terakhir dan tidak kalah penting, Yana mengajak para pengendara sepeda untuk menyebarkan hal-hal positif melalui media sosial.

Terutama tentang pentingnya menaati aturan saat bersepeda.  Edukasi ini penting, agar para pengendara sepeda dapat berolahraga dengan aman dan nyaman, begitu juga pengguna lalu lintas lainnya.

"Mari saling berbagi dan menyampaikan kebaikan. Mari menunjukan bahwa kita adalah pesepeda yang taat aturan," tuturnya.

Yana menjelaskan, banyak hal positif yang didapat dengan bersepeda. Di antaranya turut berpartisipasi dalam menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

Tidak hanya itu, bersepeda dinilai efektif mengurangi kemacetan lalu lintas.

"Mengubah budaya masyarakat, dari awalnya rekreasi saja, menjadi sebuah budaya. Misalnya ke kantor atau ke warung naik sepeda aja. Dampak lingkungannya terasa jika polusi dan kemacetan berkurang," jelas Yana. (mar)**

Posting Komentar

0 Komentar