Disdik Jabar Cairkan Honor GTK non-PNS Rp 82,4 Miliar

Bandung, Beritalugas Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencairkan guru honorer dan tenaga kependidikan (GTK) non-pegawai negeri sipil (PNS) sebesar Rp 82.432.250.000. Jumlah tersebut diberikan kepada guru dan tenaga pendidikan non-PNS di SMA, SMK, dan SLB negeri untuk pembayaran bulan Januari dan Februari tahun anggaran 2020.
Kadisdik Jabar, Dewi Sartika menjelaskan, anggaran yang diberikan merupakan bagian dari anggaran tahun 2020 yang meminjam Rp530 miliar. Jumlah ini akan disalurkan ke 22.567 orang, terdiri dari 14.177 guru dan 8.390 tenaga kependidikan. Para penerima adalah tenaga non-PNS pasca-alih wewenang SMA / SMK dari kabupaten / kota ke pemerintah provinsi.
"Khusus untuk guru, mungkin saja besarannya tidak sama karena terkait jumlah jam mengajar," ujar Dewi Sartika di kantornya, Jln. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Minggu (8/3/2020).  
Pemberian honorarium ini, menurutnya, merupakan bukti komitmen Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam menerima kesejahteraan GTK. "Ini bentuk perhatian Pak Gubernur yang menjadi perhatian di dunia pendidikan," jelasnya.
 
Pada prosesnya, lanjut Kadisdik, para penerima telah meminta oleh cabang dinas pendidikan yang ada di XIII wilayah pelayanan. Setelah itu, data masuk ke bidang GTK untuk diproses validitasnya. Setelah disetujui dinyatakan tidak ditemukan, pencairan kemudian ditetapkan.

"Pada prosesnya tentu ada penggantian, tapi tidak signifikan. Misal, keterlambatan pengiriman data dari cabang dinas. Pada akhirnya kami bisa selesaikan," tuturnya.
Kadisdik memaparkan, pencairan berikutnya diharapkan bisa berjalan setiap bulan. Dengan begitu, dapat membantu para GTK non-PNS dalam menunaikan tugas di sekolah. Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan pendidikan GTK, dengan program yang disetujui oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, "Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi".
"Semoga, kehormatan yang diterima GTK non-PNS bermanfaat. Visi Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi jadi kami untuk sama-sama meningkatkan pendidikan dan indeks prestasi manusia Jawa Barat," harapnya.
Selain itu, Kadisik mengimbau seluruh kepala SMA, SMK, dan SLB negeri di Jawa Barat untuk menganalisa kebutuhan guru berdasarkan konkret berbasis pengaturan. Salah satunya, selesaikan jam pelajaran di setiap mata pelajaran yang diampu. "Dibutuhkan, pemenuhan kebutuhannya benar-benar oleh guru berlatar pendidikan S1 dan linier dengan latar belakang pendidikannya," pungkasnya. *

Posting Komentar

0 Komentar