FOJB, Pelopor Tangkal Radikalisme dan Hoax


Bandung, Beritalugas - Di era revolusi industri 4.0 ini, pemuda dituntut harus menguasai teknologi. Maka dari itu, anak muda harus terus belajar, melek digital, meningkatkan literasi serta mengedepankan toleransi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dewi Sartika pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) dan Gathering Ketua OSIS Jawa Barat di Aula Ki Hajar Dewantara, Kantor Disdik Jabar, Jln. Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Sabtu (18/1/2020).

Menurut Kadisdik, FOJB merupakan wadah pencetak pemimpin sehingga harus mampu menjadi contoh bagi siswa lainnya. Terlebih, anggota FOJB sudah dibekali karakter kepemimpinan, ide kreatif, dan kemampuan berkomunikasi yang baik. “Karakter tersebut harus bisa ditularkan kepada teman-temannya yang lain. Tak hanya itu, siswa juga harus meningkatkan budi pekerti, kejujuran, dan saling menguatkan agar menjadi pemimpin yang berkualitas di masa depan,” imbau Kadisdik.

Kadisdik berharap, terpilihnya 500 siswa FOJB ini bisa lebih sensitif terhadap isu, menampung ide-ide terbaik dari siswa lainnya, dan mampu menjadi pelopor yang mampu menolak radikalisme dan kabar hoax.

Pada acara yang mengusung tema "Sinergi Pemimpin Muda Jawa Barat untuk Indonesia Emas  2045 Pemimpin Muda Tolak Radikalisme dan Hoaks" ini, Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil mengingatkan bahwa FOJB harus bisa menjadi corong informasi bagi teman-temannya agar menolak radikalisme dan kabar hoax.

“Radikalisme bisa dicegah dengan beberapa cara. Di antaranya, dengan menanamkan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, memperkaya wawasan keagaamaan, mewaspadai pola perekrutan terorisme, menjadikan keluarga sebagai tempat berkonsultasi, dan melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada aparat negara,” tuturnya.

Menurut Atalia, berbagai kasus hoax dan radikalisme dapat menghancurkan negara. Oleh karena itu, diharapkan pemuda Jabar, khususnya FOJB dapat terlibat dalam penolakan kabar hoax dan radikalisme. Siswa harus berada dalam lingkungan yang positif karena radikalisme muncul dari lingkungan sekitar.

“Memang harus ada kontrol dari pemerintah, orang tua, dan guru untuk memantau terus buku-buku pelajaran yang ada di sekolah. Karena, beberapa kasus radikalisme ini didapatkan dari buku-buku sekolah. Langkah kolaborasi ini, diharapkan bisa sukses menangkal radikalisme dan kabar hoax,” harapnya.

Sementara itu, Ketua FOJB, Nur Rohman  mengungkapkan, selama 7 tahun berdiri, FOJB sudah banyak memberikan pergerakan demi perubahan Jawa Barat yang lebih baik. Salah satunya, menyosialisasikan aksi tangkal radikalisme dan hoax di kalangan siswa.

“Kami berupaya menjadi pelopor atau penggerak tolak radikalisme dan hoax. Tak hanya itu, kami juga menanamkan kecintaan terhadap Pancasila, kesadaran hukum berlalu lintas dan antinarkoba, memanfaatkan media sosial secara cerdas serta meningkatkan karakter unggul pada setiap anggota,” tutupnya.*

Posting Komentar

0 Komentar