Bandung, Beritalugas - Verifikasi data adalah hal utama untuk menghindari penyebaran informasi bohong atau hoax. Hal tersebut dapat terjadi jika individu mampu menyeimbangkan pikiran dan perasaan.
"Begitu dapat gambar (informasi) yang menarik, tanpa pikir panjang langsung aja dikirim dan dibagikan. Kita lupa bertanya tentang kapan, di mana, dan apakah informasi tersebut benar atau tidak," ujar Anggota DPR RI Komisi I, Muhammad Farhan dalam kegiatan Siaran Keliling (Sarling) Jawa Barat (Jabar) di SMKN 2 Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Rabu (15/1/2020).
Farhan mengatakan, seiring pesatnya kemajuan teknologi, masyarakat saat ini tak bisa lepas dari penggunaan handphone. "Untuk mengiringi perkembangan tersebut, kita dituntut lebih pintar dari telepon pintar yang kita genggam. Supaya kalian menjadi generasi yang cerdas, inovatif dan anti-hoax," tuturnya.
Wakil rakyat yang membidangi urusan pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informatika serta intelijen itu menegaskan, berdasarkan Undang-undang Internet dan Transaksi Elektronik (ITE), penyebar berita hoax harus bertanggung jawab atas informasi yang disebarkan. "Jangan sampai kita terjebak, harus lakukan verifikasi," tegasnya.
Salah seorang siswa, Agung Somantri mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dari kegiatan tersebut. "Banyak ilmu baru dan jadi tahu cara menangkal penyebaran berita hoax," ungkap siswa SMKN 2 Tasikmalaya tersebut.
Dalam kegiatan sarling perdana di tahun 2020 ini, dibacakan deklarasi anti-hoax dan radikalisme oleh seluruh siswa Kota Tasikmalaya.
Selain Farhan dan Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, kegiatan ini juga dihadiri 12 kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Kepala Dinas Pendidikan, Dewi Sartika.*
0 Komentar